Sepenggal Kenangan Hidupku
Dia cerewet dan suka menceritakan
sesuatu yang sebenarnya tak ingin ku ketahui. Ya... dia lah lelaki yang menjadi
sepenggal kenangan hidupku. Pada mulanya aku hanya sekedar mendengarkan
ocehan-ocehannya ditelpon setiap malam. Dia menceritakan satu per satu kisah
hidupnya dan terkadang membuatku bosan dan hanya mendengarkan sekedarnya. Tapi ternyata
setelah sekian lama cerita yang hanya sekedarnya ku dengarkan, justru menempel
erat diotakku. Dan seolah aku mengenalinya seperti aku mengenali diriku
sendiri. Cerita dia dan keluarganya, dia dan teman-temannya, bahkan dia dan
mantan-mantan pacarnya terus ada di ingatanku. Entah faktor otakku yang mudah
mengingat atau Tuhan sengaja mengirimkan dia agar menjadikan aku lebih dewasa.
Dia tampan (walaupun sedikit pendek),
bersuara indah, multitalented, perhatian, cemburuan, dan terkadang
tempramental. Tapi dibalik itu semua, aku menyayanginya dengan apa adanya
dirinya, dengan kesederhanaannya dan dengan semua kekurangannya. Selama 1
setengah tahun aku tertawa dan menangis bersama dengannya. Mungkin itu yang
takkan pernah bisa terlupakan. Kasih sayangnya, perhatiannya, cemburunya,
nyanyiannya, dan semua tentangnya Always
in my head and my heart.
Sejak awal aku tau aku melakukan
kesalahan. Kesalahan yang mungkin takkan termaafkan. “Main-main” itu yang
terlintas dipikiranku sejak awal. Di dalam hatiku pun aku berjanji tak akan pernah
benar-benar menyayanginya. Tapi nyatanya ?? Tuhan memberikan teguran atas apa
yang aku lakukan. “Sayang” .. ya.. akhirnya aku tenggelam dalam perasaanku. Aku
benar-benar sayang dan sulit untuk melepasnya. Aku tak bisa mengakhiri apa yang
harusnya ku akhiri. Saat itu berkali-kali aku mencoba melepas semuanya, namun
tak pernah bisa.
Sampai suatu saat aku sadar. Akan sangat
lebih sakit jika dilanjutkan. Siap tidak siap, aku harus kehilangan dia. Dia yang
1 setengah tahun menemani tangis dan tawaku. Dia yang mendengarkan keluh dan
kesahku. Dan akhirnya harus kulepaskan.
3 september, hari itu takkan
terlupakan. Aku akhirnya menceritakan yang sebenarnya kepadanya. Dan hari itu
juga, terakhir kalinya aku mendengar tawa dan tangisnya. Sakit..sangat sakit. Apalagi
jika melihat caci makinya untukku di dunia maya. Terus terbayang rasa sakit
yang akan dia hadapi. Dan pasti lebih sakit dari padaku. Bahkan tak terpikirkan
lagi rasa sakitku harus kehilangannya, yang kupikirkan hanya perasaannya.
Tuhan.. seandainya waktu bisa diulang. Mungkin aku akan memilih tak mengenalnya
dan membiarkan dia bahagia dengan orang lain.
Bersamanya, memberi banyak pelajaran
untukku. Salah satunya adalah “disaat kamu tersakiti, janganlah hanya mengingat
keburukan orang tersebut, melaikan ingatlah pula kebaikannya”. Sepenggal cerita
ini, hanyalah sedikit dari banyak kenangan yang pernah ada bersamanya. Dan hanya
Tuhan, dia, dan aku yang mengetahui semua kenangan-kenangan itu. Kenangan-kenangan
itu selamanya akan tersimpan di dalam hatiku. Menjadi sebuah pelajaran,
pendewasaan, dan juga pengalaman yang takkan tergantikan.
Mulai saat ini aku mencoba mencintai
diriku sendiri dan memulai hidupku yang sederhana bersama orang-orang yang
mencintaiku dengan apa adanya diriku. Aku.. selamanya akan terus berdoa agar
kebahagiaan terus menghampiri dan terus menyertainya. Walaupun terkadang sampai
saat ini aku masih iri dengan perempuan-perempuan yang bisa mendampinginya. :( Hmm.. Suatu saat dia pasti mengerti atas
semua yang aku lakukan. Kini aku sadar, lebih baik pahit namun pasti, daripada
manis dalam khayalan.
Satu hal yang terindah untukku
adalah kau pernah ada di dalam hidupku.
No comments:
Post a Comment